Yahoo Malaysia Web Search

Search results

  1. Masjid Asasi (awalnya bernama Surau Gadang) [3] terletak di Kelurahan Sigando, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Masjid ini diperkirakan berdiri sejak abad ke-17 dan tercatat sebagai masjid tertua di Padangpanjang. Arsitekturnya mengikuti bentuk masjid tradisional Minangkabau.

  2. Nov 7, 2017 · Salah satunya Masjid Asasi Sigando yang dikenal dengan Masjid Asasi Nagari Gunung. Masjid yang berusia 400 tahun ini tidak berkubah tetapi bergojong khas negeri Minang. Masjid yang berada di Kota Padang Panjang dan salah satu cagar budaya ini dibangun di atas tanah wa­kaf dari Datuak Kayo secara gotong royong oleh masyarakat dari empat koto ...

  3. 4 days ago · Pendirian Masjid Asasi berhubungan erat dengan sumber mata air utama di Sigando, dikenal sebagai “Bulaan,” yang berbentuk kolam dengan ukuran 8 x 10 m dan mata airnya ditutup kayu jati yang kini telah memfosil. Masjid Asasi bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga merupakan simbol penting warisan budaya dan sejarah di Sumatera.

  4. Apr 25, 2021 · Salah satu masjid itu yakni Masjid Asasi. Masjid ini terletak di Nagar Sigando, Kota Padang Panjang. Dalam catatan Kerapatan Adat Nagari (KAN) setempat, masjid ini dibangun tahun 1770.

  5. Masjid Asasi memiliki 3 motif ukiran dari aliran yang berbeda yaitu Hindu, China dan Minangkabau. Masjid itu disebut mulai dibangun pada tahun 1702 atas swadaya masyarakat Batipuh Koto. Masjid ini merupakan masjid pertama di Nagari Gunung dan Kota Padang Panjang. Secara umum bangunan masjid masih belum mengalami perubahan signifikan.

  6. Masjid Asasi (awalnya bernama Surau Gadang) terletak di Kelurahan Sigando, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Masjid ini diperkirakan berdiri sejak abad ke-17 dan tercatat sebagai masjid tertua di Padangpanjang. Arsitekturnya mengikuti bentuk masjid tradisional Minangkabau.

  7. Aug 28, 2024 · BERINTI.ID - Masjid Asasi di Kelurahan Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur, dikenal sebagai masjid tertua di Nagari Gunuang dan Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat. Keempat masjid ini berada di bawah pengawasan Tuanku Ampek Jurai, yang berperan sebagai majelis ulama setempat.